Senin, 07 Oktober 2013

Lebih Mudah Bersamamu, Pa

Dzulhijjah telah tiba...
kembali terkenang saat bulan mulia ini datang tiga tahun lalu.
Ayahku, berpulang

















Kini,
aku disini.... dalam langkah panjang yang kumulai saat ketiadaan papa. Menapaki perjuangan yang baru, melepas baju-baju lama, dan terbang pada dunia yang bisa jadi baru. Meski, seorang sahabat sejatiku berkata, inilah duniamu sesungguhnya!

Kini,
dalam ribuan kilometer jarak dari rumah. Aku menapaki hari. Melebarkan bentangan sayap. Mencari arti sebuah kebanggaan berbangsa. Sesuatu yang berulang kali dilekatkan papa dalam bicara-bicara panjangnya. Entah dalam nada sahabat, sebagai ayah, ataupun sebagai lawan berdebat.

Kini,
dalam ruang-ruang yang jauh, selalu kutemui wajah papa. Menatapku.
selalu kudengar suara papa. Berbicara padaku
selalu kurasakan keberadaan papa. Mendekapku erat.

Dalam kacau balau republik beberapa hari terakhir,
Dalam rentang langkah yang sangat jauh dari rumah
Masih di bumi ini,
Masih di Indonesiaku....
Kusadari.... mengeja rasa kebangsaan ini lebih mudah saat engkau masih ada, Pa...

Robbanaghfirlanaa waali waalidayya warhamhumaa kamaa robbayaani shoghiiro....

Makassar, 7 Oktober 2013