Selasa, 06 November 2012

di dua tahun kepulanganmu, Pa


enam hari yang lalu, adik tercintamu berpulang.... Seorang adik yang di hari-hari terakhirnya merindukanmu dan adik-adiknya yang sudah lebih dahulu berpulang. Semoga kita bertemu lagi di taman surgaNya ya...
Papa dan Mama Teti adalah gambaran cinta dua bersaudara yang lahir dari rahim ibu yang sama.
Papa dan Mama Teti adalah pelajaran berharga saling menanggung hingga ujung waktu.
Saat Papa hendak pergi, Mama Teti ikut menanggung sebagian duka itu
Ketika Mama Teti hendak berpulang, Papa sudah menitipkan Bung Iwan untuk menjaga Mama Teti dan menerima beban lara itu
Papa dan Mama Teti... dua bersaudara yang mengerti betul bahwa saling meringankan adalah wujud kepercayaan akan janji Rabb-nya, yang akan memudahkan urusan hambaNya pula di yaumil akhir.
Di dua tahun kepergianmu Pa...
Masih hangat rasa pelukanmu. Masih lekat harum tubuhmu. Masih dekat ciumanmu...
Aku mencintaimu Papa.... Aku selalu mencintaimu....
Aku merindukan pertemuan denganmu di surgaNya nati
Dan hamzah pun suatu hari bertanya, "Ummi, kapan kita bertemu Opung di surga...?"

Hamzah yang mengenal Papa di 15 bulan pertama hidupnya saja, tapi melekat erat bayangan Opung yang selalu merindui tingkahnya. Yang selalu memeluk dan menciumnya. Yang tak segan menjadi teman bermainnya....

Allahummaghfirlahum warhamhum wa'afihim wa'fu anhum
Nuli Salih Siregar Diapari bin Djafar Siregar Diapari
Evita Nurhayati Siregar Diapari bin Djafar Siregar Diapari

Kamis, 23 Agustus 2012

Memancing di rumahmu, Pa

 Lebaran kali ini sebenarnya ada ide untuk piknik ke Taman Safari. Tapi setelah dipikir masak-masak, dan lihat kondisi keuangan yang punya anak banyak... agak sulit merealisasikannya. Meski anak-anak bilang, mereka mau membayar tiket masuk pakai uang mereka sendiri.
Aku usul, lebih baik liburan di Sindang Barang, rumah Opung. Puas-puasin aja, selagi masih memungkinkan untuk dipakai liburan.
Akhirnya di hari ketiga lebaran, berangkatlah ke Sindang Barang. Aku, Aji, Bung Pam dan anak-anak. Mama ada acara di Ciledug dan Tangerang.

Anak-anak memutuskan beli pancingan, dan memancing di kolam lele piaraan Bung Iwan.
ahh.. mereka memang lucu!
Lele-lele itu dikasih umpan bulir jagung, tak lama..."hap!" tertangkaplah Lele di kail-kail pancing.

Lele-lele muda yang kelaparan memang sigap mencaplok kail dari pancingan anak-anak. Saking mudahnya memancing, banyak lele ditangkap dan kemudian dikembalikan ke kolam.

Adilia dan Aizar pun berhasil mendapatkan pancingan. Semuanya pancing Lele.

Jadi ingat saat kecil dulu...

Lele bukan target pancingan aku, tapi justru mendapat tugas untuk menghitung anak-anak lele yang ditanam di kolam. Kalau memancing, aku lebih suka mengincar ikan mujair atau nila yang ada di kolam sebelahnya.

Kan aku gak doyan lele...

Mengingat masa kanak-kanak di sana...
menikmati fasilitas yang diberikan alam pada kebun luas yang dimiliki papa
ada duren
ada sirsak
buah srikaya
rambutan
alpukat
kelengkeng
dan kelapa muda

betapa kaya kehidupan kanak-kanakku, karenamu Pa...

Kamis, 28 Juni 2012

antara manado dan medan

(lampung, 16 mei 2012)


Hari ini aku kembali mengenangmu Pa... setelah ribuan mil kutempuh, dan insya Allah besok akan menyampaikan aku pada Sumatera Utara. Belum, belum sampai Bunga Bondar sana.... tempat kakek dan leluhur kita berada. Kampung halaman itu belum teragendakan untuk disinggahi.

(sunset di depan gunung Manado Tua, Manado 22 Mei 2012)


Mei lalu aku sampai ke Manado.
menjumpai om Chrys, yang ternyata pernah kujumpai saat Om Chrys dan Opa Yan mengunjungi Nenek di Pulo Gebang.
waktu serasa berlari cepat.
 semua tak terasa...
bahkan kau pun sudah tak membersamaiku lagi Pa...

Senin lalu, sepupu Om Chrys menelepon aku.
Beliau om Vicky... yang ternyata sebelum Papa pulang, sempat bersua.
Tapi Om Vicky tak sempat takziyah untukmu Pa...

Karena kecintaanku padamu Pa...
Karena keyakinanku pada perintah Rasulullah....
akan kuusahakan semampuku, untuk terus menjalin silaturahim... tali kasih sayang dengan kerabat saudara dan kawan-kawanmu.
Asal jangan yg satu itu yak... ;) kedip2...

Ah Pa... apa kabar disana...
semoga Allah menjagamu Pa...
karena hanya DIA yang bisa menggenggam semua yang ada di bumi, yang masih hidup dan yang sudah pulang. Tanpa merasa sulit sedikitpun.

 Aku... abang-abang dan adik... akan terus mendoakanmu Pa....
mungkin tak sering menjumpai makammu... t
api sejatinya kau memang selalu dalam hati.
karena darahmu pun mengalir deras dalam tubuh ini...

Sampai bertemu lagi Pa....
 insya Allah di surgaNya nanti, Amin


28 juni 2012 satu hari menuju medan